Tim Tari Tradisional SMA 70 Jakarta meraih prestasi internasional melalui penghargaan di XVIII International Iskele Municipality Fokldance Festival di Iskele, Siprus Utara. Kompetisi tahunan yang diikuti berbagai negara ini berlangsung pada 26 Juni – 2 Juli 2013 dan dibuka oleh Presiden Turkish Republic of Northern Cyprus, Dr. Dervis Eroglu. Dalam ajang ini, SMA 70 meraih 3 penghargaan yaitu: Best Music Award 2013, 3rd Award 2013 dan Miss Sky Venus - Beauty Contest Award 2013.
Peserta kompetisi selain Indonesia adalah: Rusia, Turki, India, Togo, Republik Cek dan Siprus Utara sebagai tuan rumah. SMA 70 mengirim 27 siswi yang menampilkan empat tarian daerah Indonesia di panggung kompetisi yakni tarian Nandak Ganjen (Betawi), Tempurung (Sumatera Barat), Lontar (Nusa Tenggara Timur) dan Tifa (Papua) yang ditarikan secara medley dengan durasi kurang dari 10 menit.
Tepuk tangan penonton di panggung Gala Night bergemuruh ketika menyaksikan para penari Indonesia yang bukan hanya lincah melenggak-lenggokkan tubuh dengan beranekakostum tradisional, namun juga bergantian memainkan alat musik. Suara hentakan tambur yang memecah bunyi saron dan kenong, ditimpali hentakan rebana serta ketimpring,dan gerakan kompak para penari membuat para juri menjatuhkan Best Music Award kepada tim Indonesia menyisihkan tim dari negara Togo, India dan Republik Cek yang juga sempat menyedot perhatian dalam musik tradisional yang mereka tampilkan.
Grup tari dan musik tradisional SMA 70 yang dipimpin Tati Hayati, koreografer Denok Sugiman (Cioff) dan pelatih Saman Yusri Saleh ini adalah satu-satunya peserta grup tari amatir. Dalam festival ini, mereka harus bersaing dengan delegasi negara lain yang merupakan penari profesional. Selain menampilkan empat tarian pada Gala Night, tim Indonesia juga membawakantiga tarian lainnya secara utuh setiap malam selama enam hari berkeliling di berbagai tempat di Siprus Utara. Tarian yang paling banyak mendapat sambutan penonton adalah Tari Saman dari Aceh.Grup siswa SMA 70 berhasil membuat penonton ikut menari ke panggung, bersama-sama menarikan gerakan saman.
Persiapan tim tari SMA 70 sebelum mengikuti festival sebetulnya tergolong minim. Dipimpin langsung oleh Said Rachmad, Presiden Cioff untuk Indonesia (Conseil Internationales des Organisations des Festivals de Folklore et d’Arts Traditionnels) yakni organisasi yang bekerjasama dengan UNESCO di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), mereka hanya mendapat kesempatan berlatih selama 3 bulan. Semua penari harus mampu membawakan 4 tarian sekaligus juga harus menguasai alat musik. Ini adalah kali ke 8 grup tari tradisional SMA 70 mengikuti festival di Turki dan baru kali ini mengikuti kompetisi.
Sebelum pulang ke Indonesia, Tim tari SMA 70 juga berkesempatan singgah ke KJRI di Istanbul dan diterima oleh Suri Tauchid Ishak, Charge d’affairs bidang Pendidikan Seni dan Budaya. Dalam kesempatan ini TIM 70 menyerahkan alat musik yang digunakan dalam festival di Iskele kepada tim tari Gita Seni dan Budaya Indonesia di Istanbul. Untuk dapat dipergunakan dalam misi promosi budaya tradisional Indonesia di Istanbul – Turki
FAILANI RIZONA (ISKELE)
Source from Tempo.Co : http://www.tempo.co/read/news/2013/07/09/079494889