Delegasi dari negara Meksiko sedang menunjukkan aksinya. Foto: Semangat45.net
Surabaya, SEMANGAT45.net – Pemkot Surabaya menggelar Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival (SCCIFAF) 2019 di sepanjang Jalan Tunjungan, Surabaya, Ahad (21/7). Ratusan peserta dari mancanegara dan perwakilan kota dari berbagai provinsi di Indonesia turut meramaikan festival cross culture internasional yang bertemakan folk art ini .
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan, acara ini kembali digelar kesekian kalinya untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Kota Surabaya. Melalui perhelatan Cross Culture 2019 ini, ia ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya.
Menurutnya, nilai pendidikan yang ditanamakan pada warga Kota Surabaya itu, merupakan hal yang paling penting. Mengingat tahun 2020 nanti, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas. Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan.
“Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Risma menyebut, salah satu keberhasilan acara ini adalah menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang nyaris full di tiap harinya selama seminggu ini.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan evenbtersebut. Karena itu ia berharap, perhelatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan.
“Konsepnya terus kita kembangkan, bisa nanti dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari,” imbuhnya.
Acara tahunan ini juga mendapat apresiasi dari President Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (Cioff), Said Rachmad. Ia mengaku, ketika mengundang teman-temannya untuk mengikuti Festival Cross Culture di Surabaya ini, langsung banyak mendapat respons positif. Bahkan menurutnya, festival ini sudah dikenal di luar negeri.
“Sebenarnya banyak sekali yang mau ikut tergabung. Festival Cross Culture 2019 ini sudah sangat dikenal di luar negeri. Apalagi Kota Surabaya yang sekarang banyak sekali dipuji-puji kebersihannya oleh orang luar,” kata Said.
Tidak hanya Presiden Cioff, Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Solok, Ratnawati juga kagum melihat Kota Surabaya. Kunjungannya yang pertama kali ini, membulatkan tekad bahwa setelah ini ia bersama jajarannya akan berkunjung kembali untuk sharing informasi dengan Risma.
Menurutnya, selama ini apa yang diceritakan orang tentang Kota Surabaya ternyata benar. Mulai dari kebersihan, hingga pedestrian yang ramah pejalan kaki, memang patut diapresiasi. Apalagi, dengan sosok kepemimpinan Risma yang dinilai tegas dan bijaksana.
Acara yang berlangsung sejak pukul 08.00 WIB itu, diikuti oleh 13 perwakilan negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia. Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing.
Penampilan diawali dari negara Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand, dan Meksiko.
Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan hampir menutupi suara musik pengiring di tiap awal dan akhir pertunjukan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambai-lambaikan tangan ia memberi salam dan semangat kepada para peserta.
Setelah menampilkan festival tari-tarian, para peserta diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman wali kota, Jalan Sedap Malam, Surabaya. (*)
Delegasi Republik Ceko
Delegasi Thailand
Delegasi Jepang
Delegasi Bulgaria
Delegasi Polandia
Delegasi Rusia
Delegasi Uzbekistan
Delegasi India
Delegasi Italia
Delegasi Kota Solok, Sumatera Barat
0 komentar